EDISI 19 |
Januari - Maret 2000
|
|||||||||||||||||
Menu Utama
|
Rubrik: Kesehatan
Salah satu masalah yang acapkali dihadapi orangtua adalah demam yang diderita anak-anak. Umumnya orangtua segera menempelkan tangan di dahi atau leher anak untuk mengetahui apakah anak menderita demam atau tidak. Namun patut disadari bahwa cara ini sebetulnya kurang dapat mendeteksi demam pada anak. Cara memeriksa demam demikian sangat subyektif sifatnya karena banyak bergantung pada kepekaan sesaat serta suhu badan kita sendiri. Cara yang lebih tepat untuk mengukur suhu badan anak adalah dengan menggunakan termometer air raksa. Pengukuran suhu badan akan lebih akurat bila termometer ditempatkan di rongga mulut atau dubur dibandingkan bila ditempatkan di ketiak. Suhu badan yang normal berkisar antara 36,50 37,50 C. Rentang suhu badan ini bergantung pada beberapa faktor. Suhu badan terendah adalah pada pagi hari, sedangkan tertinggi terjadi pada senja hari. Demikian pula suhu badan akan berbeda bila diukur pada saat sebelum atau sesudah makan, atau pada saat sebelum atau sesudah melakukan aktivitas. Yang disebut sebagai demam adalah bila suhu tubuh mencapai 380 C atau lebih. Kita sebenarnya tidak perlu terlalu cemas bila suhu tubuh anak tidak melebihi 380 C. Dalam kondisi suhu tubuh di bawah 380 C, kita belum perlu memberikan obat penurun panas. Demam sebenarnya merupakan gejala yang acapkali diakibatkan oleh penyakit infeksi seperti flu (masuk angin), radang tenggorokan, gondongan, campak, demam berdarah, tifus, dan sebagainya. Selain itu, demam juga dapat merupakan reaksi tubuh akibat terjadinya perubahan kondisi anak, seperti misalnya setelah imunisasi atau karena tumbuhnya gigi. Apa yang harus dilakukan? Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan pada saat anak demam.
Kapan sebaiknya ke dokter ? Dalam kondisi suhu badan anak mencapai 400 C atau lebih, anak harus segera dibawa ke dokter. Demikian pula bila demam itu disertai dengan kejang. Anak juga perlu dibawa ke dokter bila demam yang dialaminya tidak turun selama 3 hari. Karena demam yang disebabkan oleh "masuk angin" umumnya berlangsung antara 1 hingga 3 hari. Bila lama waktu anak menderita demam lebih dari 3 hari, dikuatirkan hal ini disebabkan oleh penyakit yang lebih serius atau sudah terinfeksi oleh bakteri. Dengan demikian, diperlukan adanya penanganan yang lebih dari sekedar usaha menurunkan suhu badan. Selain itu, kita dapat membedakan penyakit yang lebih serius dengan gejala flu biasa dengan mengamati gejala yang terjadi pada anak. Bila anak tampak sakit berat dengan gejala seperti cenderung tidur terus, sangat lesu, dan tidak mau main, inilah saatnya untuk memeriksakannya ke dokter. Bila anak demam disertai dengan gejala lain seperti muntah-muntah, diare, mimisan, nyeri perut, sakit kepala, nyeri telinga, atau tidak dapat menelan, maka ia juga perlu segera dibawa ke dokter. Keterlambatan penanganan terhadap gejala yang menyertai demam ini dapat membawa dampak yang tidak diinginkan. |